ANAK SOLEH
May 13, 2011
Pada suatu ketika ada tiga orang pemuda yang tengah bepergian. Ditengah perjalanan mereka terpaksa bermalam didalam sebuah gua. Tiba–tiba dengan tidak terduga sebuah batu besar jatuh dari atas bukit hingga menutup pintu gua itu, sehingga ketiga pemuda tadi terkurung didalamnya. Ditolaknya batu besar itu dengan sekuat tenaga tetapi batu tersebut tidak bergerak sama sekali.
Berkatalah salah seorang pemuda itu kepada temannya, “Sungguh tiada sesuatu yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini kecuali jika kita tawasul kepada Allah tentang amal sholeh yang pernah kita lakukan. Sehingga mudah–mudahan batu besar ini dapat digeserkan.”
Berkatalah pemuda yang pertama, “Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu yang sudah tua. Saya biasa memberi minum susu pada beliau berdua sebelum aku memberinya pada orang lain. Hingga pada suatu ketika agak kejauhan bagiku menggembala ternakkan Aku tidak kembali kepada kedua orang tuaku hingga malam hari nya dan keduanya kudapati telah tertidur. Maka akupun segera memerah susu untuk keduanya. Saya tunggui tidurnya, tetapi beliau nyenyak istirahatnya, sehingga aku segan membangunkannya. Sementara sayapun tidak memberikan minuman susu itu kepada siapapun sebelum kepada beliau berdua. Padahal semalam itu juga anak–anakku sedang menangis minta susu tadi. Ya Allah, jika baktiku kepada kedua orang tuaku itu mendapatka redloMu maka lapangkanlah keadaan kami ini.“ Maka ditolaknya batu besar itu dan bergerak sedikit, mereka belum dapat keluar lagi.
Berkatalah pemuda yang kedua, “Ya Allah dahulu saya punya awek yang amat cantik. Saya selalu merayu dan ingin berzina denganya, tetapi ia selalu menolak dengan keras. Hingga suatu saat keluarganya jatuh sakit Aku sanggup menolong kesusahan itu, asal ia mau menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Maka ketika saya telah berada diantara dua kakinya (untuk melakukan berzina ), tiba–tiba ia berkata, “Takutlah kamu kepada Allah dan jangan kau pecahkan selaput daraku ini kecuali dengan halal.” Aku terhenyak bangun dari padanya, dan aku tetap rela membantu kesusahannya itu. Ya, Allah jika perbuatanku itu mendapatkan redloMu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.” Maka ditolaknya batu besar itu dan bergerak sedikit, tetapi belum cukup untuk keluar dari pintu gua itu.
Maka berkatalah pemuda yang ketiga, “Saya dulu seorang pengusaha yang banyak sekali buruh dan pegawai. Saya selalu tepat membayar upah buruhku. Hingga pada suatu saat ketika saya membayarkan upah buruh, ada seorang buruh yang tidak hadir karana ada kepentingan lain. Ia belum menerima upahnya. Maka upah buruh tadi saya kembangkan hingga bertambah–tambah, berlipat–lipat ganda. Pada suatu ketika datanglah kepadaku si buruh tadi menanyakan akan upahnya yang belum dibayarkan olehku. Aku katakan kepadanya bahwa harta kekayaan yang ada di depannya yang berupa unta, lembu, kambing itu miliknya. Upahmu dulu aku kembangkan hingga menjadi kekayaan itu, maka ambilah semuanya. Ya, Allah jika perbuatanku itu mendapatkan redhoMu maka hindarkanlah kami dari kesempitan ini.” Maka ditolaknya batu besar itu dan bergerak, sehingga cukup untuk mereka keluar dari pintu gua itu dan keluarlah ketiganya dengan selamat.
Dari itu dapat diambil hikmah betapa besarnya faedah melakukan amal dengan tulus ikhlas, berbakti kepada kedua orang tua, mengalahkan godaan hawa nafsu dan kerakusan terhadap harta (upah buruh).
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Israa', 80 :
“Ya Tuhanku , Masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar. Dan berilah kepadaku dari sisiMu kekuasaan yang menolong“
0 coretan ilham:
Post a Comment